Judul: Travel In Love
Penulis: Diego
Christian
Penerbit: Noura Books
Tahun terbit: 2013
Tebal: 324 halaman
Ukuran: 13 x 19 cm
Gara-gara
bersahabat dengan Jatayu, salah satu anak Mapala itu, Paras jadi mengenal
perjalanan. Sekarang, perjalanan seakan sudah menjadi salah satu hobinya. Keliling
Indonesia, menikmati tempat-tempat indah Zamrud Khatulistiwa, mulai yang paling
tersohor sampai yang nyempil nggak ada di peta.
Tapi
gara-gara perjalanan pula, Paras bertemu Kanta. Kanta, saudara kembar Kelana,
yang dingin dan nggak bisa ditebak. Hingga perjalanan usai, hubungan mereka di
kampus masih tetap baik-baik saja. Kanta memperlakukan Paras dengan baik, tapi
tak pernah menyatakan perasaannya. Hal inilah yang membuat Paras bingung.
Paras
memutuskan melupakan Kanta, melupakan hubungan tanpa status mereka. Dan salah satu cara melupakannya adalah dengan
jalan-jalan, menemukan hal baru, memulai hidup baru tanpa Kanta. Ditemani
Jatayu, yang juga ingin melupakan Kelana yang meninggal saat mendaki Semeru,
Paras backpacking dari Jakarta sampai
Lombok.
Tapi
perjalanan tak semulus yang diharapkan. Di Karimunjawa, mereka malah bertemu
Kanta. Di Karimunjawa, mereka bertemu Sean, pemuda asal Swiss yang penuh
perhatian pada Paras. Sejak di Karimunjawa pula, Paras merasa wajah tersenyum
Jatayu hanyalah topeng untuk menutupi hatinya yang lara. Semua memang terlihat
baik-baik saja. Sampai ketika di Jogja, Jatayu menghilang semalaman. Di Solo,
semua rencana Paras makin terlihat berantakan. Kanta dan Sean bergabung dengan
mereka di guesthouse yang sama,
keduanya makin memporakporandakan perasaan Paras.
Tapi
semua itu belum seberapa ketimbang kejutan yang dilihat Paras di Bali, yang
kembali memorakporandakan hatinya, bertanya-tanya apakah Kanta memang lebih
baik daripada Sean dan apakah
persahabatannya dengan Jatayu bisa dilanjutkan.
Tapi
semua cerita pasti memiliki akhir. Dan ‘sebuah akhir itu’ sudah menanti Paras
di Lombok, menjawab semua pertanyaannya.
----------------------------------
Buku
yang ditulis Diego Christian ini memang tidak ber-setting di satu tempat aja. Ada cerita-cerita dalam perjalanan backpacking dari Jakarta ke Lombok. Berita
baik untuk penghobi baca yang juga doyan travelling
adalah novel ini dilengkapi deskripsi destinasi-destinasi dan beberapa info
tentang guesthouse di sebuah kota yang
diselipkan dalam cerita. Plus, hal-hal yang memudahkan kita sebagai traveller juga ada.
Menurut
saya, ide novel ini keren: menggabungkan perjalanan dan cerita (mana ada
sedikit ‘manual’ travelling, lagi! :D).
Hanya pengolahan kalimatnya yang kurang menyentuh, mungkin terlalu deskripsi. Saya
sebagai pembaca nggak bisa merasakan patah hatinya Paras atau galaunya si tokoh
utama ketika menghadapi konflik. Turn of
event alias konfliknya pun rasanya nggak begitu greget sehingga saya nggak
merasakan adanya masalah. Endingnya
memang unpredictable, tapi masih membingungkan karena di bab-bab sebelumnya ‘tanda-tanda’ yang bisa mendukung
ending kurang dieksplor (meski saat diperhatikan, “Oooh, ternyata karena ini
toh!).
Tapi lepas dari minusnya, buku ini masih punya nilai plus. Antara lain, memberitahu bahwa wilayah Indonesia ini sangat layak dieksplor dan menjadi tempat backpacker-an, nggak cuma luar negeri aja :)
Buat yang mentingin kondisi fisik buku, jangan khawatir! Soalnya, sampul
buku ini tebal dan kaku. Kertasnya bagus, lagi! Tebal dengan corak hitam-putih
di setiap halaman, nggak di judul doang. Plus, dilengkapi pembatas buku yang
tebal.
Thanks ya, Hijau Biru, untuk reviewnya. Senang sekali diresensi oleh kamu. :)
BalasHapusSama-sama Kakak.
HapusMaaf kalau ada yg kurang berkenan ya :)