Desember 08, 2011
BY Hijau Biru0
Comments
Mau review film lagi nih. Setelah kemarin-kemarin bosan bukain video-video yang sudah sering saya tonton mulai dari Doraemon, Conan, film action, komedi, sampai drama, kebetulan ada teman nawarin film baru. Filmnya sudah agak lamaan sih, tapi tetap bikin saya penasaran dan akhirnya nonton juga. Apa sih, istimewanya film ini sampai bisa dapat tiga penghargaan sekalisgus dalam ajang Festival Film Indonesia 2005: Film Terbaik, Aktor Terbaik, dan Penata Sinematografi Terbaik.
Gie. Soe Hok Gie.
Para Pecinta Alam di nusantara pasti sudah nggak asing dengan nama ini. Ya, almarhum adalah salah satu pendiri Mapala UI. Almarhum? Ya, karena Soe Hok Gie sudah meninggal pada 16 Desember 1969 di titik tertinggi Jawa, puncak Semeru.
Film ini tidak mengisahkan pendakian-pendakian yang dilakukan Gie dan kawan-kawan (cuma ditampilkan cuplikan--cuplikannya saja), namun lebih kepada perjalanan hidup Gie. Gie dilahirkan sebagai seorang Tionghoa pada 17 Desember 1942 dalam keluarga yang 'biasa-biasa saja'. Sejak kecil, Gie telah menunjukkan sikap kritisnya. Dalam film, hal ini ditunjukkan dalam salah satu adegan debat dengan gurunya tentang sastra. Karena terlalu kritis, akhirnya Gie pun tidak naik kelas. Dia protes kepada gurunya. Protes kepada orang tuanya. Ia minta pindah sekolah. Ia yakin ia tidak naik karena sering berdebat dengan gurunya, akhirnya nilainya dikurangi. Dia yakin dia bisa, karena dia memang banyak membaca.
Akhirnya Gie pun pindah ke sekolah lain. Di sini pun dia masih tetap kritis. Namun gurunya tidak keberatan, malahan kagum dan senang pada siswa yang rajin dan kritis seperti Gie.
Gie pun memasuki bangku kuliah. Dia menuntut ilmu di Fakultas Sastra UI. Di sana, dia menemukan banyak sahabat. Seperti Herman Lantang, Ira yang cerdas dan juga sering menemaninya naik gunung, Jaka, atau Denny yang kocak.
Namun seiring berjalannya waktu, keadaan mulai berubah. Gie yang sejak kecil peka terhadap kesulitan rakyat kecil, semakin tidak suka saat mulai memahami permainan politik Indonesia. Gara-gara permainan 'orang besar', rakyat jadi makin tertindas. Apalagi saat parpol-parpol mulai menggunakan mahasiswa. Jadilah para mahasiswa terbagi-bagi menurut parpol yang mereka dukung. Mulailah Gie menyuarakan ketidaksukaannya melalui media-media.
Tidak semua orang menyukai Gie karena sikap kritisnya. Bahkan Jaka, teman Gie yang dulu akrab dengan Gie, sekarang malah memusuhi Gie. Di samping banyak orang yang mencoba menjegalnya, banyak pula yang memperebutkan Gie agar masuk ke dalam golongan mereka. Namun Gie menolak. Dia netral.
Puncak film ini adalah saat reformasi mahasiswa pertama di Indonesia: 1966. Ribuan mahasiswa berjaket almamater turun ke jalan untuk memprotes pemerintahan. Mereka menuntut Soekarno mundur dan PKI dibubarkan.
Film diakhiri dengan Denny yang memberikan surat titipan Gie sebelum ke Semeru pada Ira. Denny sekaligus memberitahukan bahwa ada kabar buruk dari Semeru. Ditampilkan pula sosok Gie yang duduk di savanna sendirian, menikmati alam. Seakan terlempar ke masa lalu, Gie bertemu dengan teman masa kecilnya, Han. Mereka lalu kembali ke masa kecil, ketika mereka bermain di laut. Di ketinggian, Gie melihat laut di kejauhan.
_________________________________________________________________________________
Film ini diangkat dari kisah hidup Soe Hok Gie sendiri. Bahkan, kisahnya pun diambil dari buku yang ditulisnya, Catatan Seorang Demonstran. Namun, kisah ini ditambahi sedikit. Misalnya saja Han, teman Gie yang diperlakukan buruk oleh tantenya dan akhirnya masuk ke dalam PKI, merupakan gabungan dari dua teman Gie asli, yakni Djin Hok dan Effendi. Kisah cinta dengan Sinta pun, juga merupakan tambahan 'benang merah' yang diselipkan dalam film.
Overall, film ini baguslah. Bisa dijadikan sebagai alternatif kalau kita lagi pengen tema yang serius. Bisa dianggap sebagai 'kebangkitan' dari krisis ide film di Indonesia.
Kalau ada yang mau soundtrack-nya, yang saya tahu cuma ini:
1. 'Cahaya Bulan - Octa' bisa di-download di:
2. 'Gie' bisa di-download di:
3. 'Donna-Donna' bisa di-download di:
Sutradara : Riri Riza
Produser : Mira Lesmana
Penulis : Riri Riza
Aktor/aktris:
#Nicholas Saputra
#Wulan Guritno
#Indra Birowo
#Lukman Sardi
#Sita Nursanti
#Thomas Nawilis
#Jonathan Mulia
#Christian Audy
#Donny Alamsyah
#Robby Tumewu
#Tutie Kirana
#Gino Korompis
#Surya Saputra
#Happy Salma
Sumber:wikipedia.org